Monkay kung fuu

Cute Rocking Baby Monkey

Selasa, 10 Desember 2013

INDONESIA MENJADI KORBAN GLOBALISASI


Berbicara mengenai Globalisasi mungkin hal yang wajar dan tidak asing lagi  bagi kita, karena diseluruh penjuru dunia sudah mengenal yang namanya globalisasi yang condong di kaitkan dengan budaya yang kebarat-baratan atau westernisasi. Padahal globalisasi yang sebenarnya merupakan pemaksaan  hegemoni  politik,  ekonomi,  sosial  dan budaya, dari Amerika Serikat beserta sekutunya kepada dunia, yaitu pada dunia timur atau dunia  ketiga,  khususnya  dunia  Islam termasuk negara kita. Negara  manapun  yang  berani menentang maka akan  dihukum  dengan  embargo  atau  ancaman  militer,  bahkan  agresi  militer  langsung  seperti yang terjadi  pada  Irak,  Sudan, Iran,  Libya  dan  Afganistan. Itulah yang dirasakan oleh negara-negara berkembang dan tertinggal yang slalu ditindas dan diinjak-injak oleh negara maju kalau tidak menuruti keinginannya.
Selain itu  Juga  pemaksaan  ekonomi  yang  diinginkan Amerika  Serikat  melalui  organisasi-organisasi  internasional  yang  telah banyak dikuasainya seperti Bank Dunia, IMF (International monetary fund) dan WTO (world trade organization)  yang juga telah masuk ke negara kita. Disini Globalisasi menjadi sebuah kebijakan ekonomi dan sistim dalam sebuah tata kelola karena dikelola atau dikontrol oleh organisasi tersebut, yang memiliki kepentingan tersendiri di belekangnya. Di Indonesia mereka membantu perekonomian dan pembangunan yang pada akhirnya bantuan itu merugikan negara kita, karena dibalik bantuan yang mereka berikan itu pasti ada imbalannya, tidak mungkin mereka membantu tanpa mendapatkan keuntungan. Dan itu berdampak pada belitan hutang luar negeri kita yang tidak kunjung lepas sampai sekarang, menurut informasi yang saya dapat hutang negara kita sebesar Rp2.036,14 triliun dan apabila dibebankan pada semua penduduk Indonesia yang saat ini diestimasikan sekira 250 juta orang, maka beban yang ditanggung setiap orang cukup besar yakni sekitar Rp7 jutaan, Jika utang terus dibiarkan seperti ini maka akan membebani anak cucu kita dimasa yang akan datang, untuk menutupi utang negara mereka  harus membayar pajak yang lebih besar. Tidak hanya itu nilai tukar mata uang kita yang terus terpuruk, perusahaan-perusahaan asing yang menguasai ladang-ladang mineral kita, tenaga kerja kita yang dibeli secara murah di luar negeri, aset-aset penting kita juga tidak sedikit yang dikuasai oleh kekuatan asing dan bahkan kebutuhan dasar seperti beras di negeri kita yang subur ini juga telah tergantung pada pasar asing.
          Supaya negara kita tidak hanya sebagai korban dalam arus globalisasi maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, dan itu berarti dimulai dari pendidikan yang memadai untuk membentuk tenaga manusia yang berpotensi, yang pertama untuk pengembangan ekonomi negara karena diantara salah satu tuntutan globalisasi adalah daya saing ekonomi. Bila itu dapat terwujud maka akan memperkecil dependensi negara pada badan-badan moneter internasional, dengan begitu kebijakan otonomi nasional akan terwujud, dimana kesejahteraan rakyat, melalui pemerataan distribusi penghasilan, juga stabilitas nasional akan dapat terkedepankan. Dengan demikian pendidikan adalah permulaan yang penting demi menuju kemajuan suatu negara. Karena ”Negara maju adalah negara ilmu”.